Methuselah,Bintang yang dikenal sebagai Methuselah, terletak di konstelasi constellation of Arietis, telah lama dianggap sebagai salah satu kandidat tertua di alam semesta. Penemuan ini, berdasarkan pengukuran usia bintang berdasarkan kecepatannya berosilasi, menempatkan Methuselah pada usia sekitar 14,5 miliar tahun. Angka ini mendekati usia diperkirakan alam semesta, yang diperkirakan sekitar 13,8 miliar tahun.
Namun, klaim bahwa Methuselah adalah bintang tertua di alam semesta telah dipertanyakan oleh para ilmuwan.
Metode Penentuan Usia Bintang
Usia bintang umumnya ditentukan melalui analisis spektrum cahaya yang dipancarkannya. Dengan mempelajari komposisi kimia dan suhu bintang, para astronom dapat mengestimasi lamanya bintang tersebut telah hidup.
Metode ini, yang disebut spektroskopi, telah menjadi metode standar dalam menentukan usia bintang.
Ketidakpastian Usia Methuselah
Meskipun Methuselah awalnya diyakini berusia 14,5 miliar tahun, penelitian terbaru menggunakan metode spektroskopi yang lebih canggih menunjukkan bahwa usia bintang tersebut mungkin lebih muda, sekitar 13 miliar tahun.
Perbedaan signifikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
- Ketidakpastian dalam pengukuran: Metode spektroskopi, meskipun akurat, tetap memiliki margin kesalahan.
- Perkembangan model bintang: Pemahaman kita tentang evolusi bintang terus berkembang. Model bintang yang lebih akurat dapat menghasilkan estimasi usia yang berbeda.
- Komposisi kimia bintang: Komposisi kimia bintang dapat mempengaruhi kecepatannya berosilasi, yang digunakan dalam metode awal untuk menentukan usia Methuselah.
Kandidat Bintang Tertua Lain
Meskipun tidak lagi dianggap sebagai kandidat tertua, masih ada beberapa bintang lain yang bersaing untuk gelar tersebut, termasuk:
- HD 140283: Bintang ini terletak di konstelasi Centaurus dan diperkirakan berusia sekitar 14 miliar tahun.
- SMSS J031300.36-670839.3: Bintang ini ditemukan pada tahun 2013 dan diperkirakan berusia sekitar 13,2 miliar tahun.
Kesimpulan
Pencarian bintang tertua di alam semesta merupakan tantangan yang menarik bagi para astronom. Meskipun Methuselah mungkin tidak lagi dianggap sebagai kandidat tertua, penemuannya telah mendorong penelitian lebih lanjut tentang evolusi bintang dan membantu kita memahami sejarah awal alam semesta.